Senin, 17 Februari 2014

Rumah Tradisional Provinsi Papua Barat

Papua yang dulunya bernama Irian Jaya ini memang selalu penuh dengan keunikan tersendiri.  Tidak hanya pesona alamnya yang luar biasa tapi juga keragaman dari suku dan penduduk aslinya.  Rumah Adat Papua yang terkenal adalah rumah adat Honai.
Jangan heran lho kalau di Papua ini ternyata ada lebih dari 300 suku aslinya.  Karena hidupnya masih berkelompok dan sebagian masih nomaden atau berpindah-pindah tempat, kebanyakan dari suku di Papua ini tidak dapat ditemui dalam satu tempat saja.

Rumah adat Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki bentuk dan nama yang sama; disebut rumah adat papua. Sebenarnya rumah adat Papua hanya satu bentuk, walaupun berbeda suku dengan bahasa dan cara hidup yang berbeda pula.  Rumah Honai ini ini terbuat dari kayu dan jerami, dimana bahan-bahannya ini mudah sekali diperoleh dari alam sekitar.
Satu rumah adat Papua digunakan untuk satu kelompok besar yang terdiri dari beberapa keluarga.  Laki-laki maupun perempuan dan anak-anak tinggal dan tidur dalam satu rumah.  Atau bisa juga dalam satu rumah terdiri dari satu kepala keluarga dengan beberapa istri dan anak-anak.  Ini menandakan kebersamaan.
Hanya saja, bagi orang Papua, ternak merupakan harta kekayaan yang paling berharga.  Ternak itu adalah babi.  Hewan ini ikut tinggal dan tidur bersama mereka di dalam rumah.  Nah, bisa Anda bayangkan betapa penuhnya satu rumah tersebut !
Rumah adat Papua ini berbentuk lingkaran dengan atap yang sedikit menjulang di tengahnya seperti setengah tempurung kelapa.  Bentuk atapnya yang unik karena bagian dalamnya dibuat bertingkat di sisi atas yang di gunakan sebagai tempat tidur.
Pintu rumah adat Papua ini hanya satu dan kecil.  Biasanya mereka tidak membuat jendela ataupun lubang ventilasi yang lain.  Hal ini disebabkan untuk menghindar dari binatang buas dan untuk menjaga agar suhu dalam ruangan rumah tidak terlalu dingin.
Di dalam ruangan, tepat di tengah ruangan terdapat tungku api yang berfungsi sebagai tempat masak juga sebagai pemanas ruangan.  Disinilah tempat berkumpulnya keluarga.
Wisata Rumah Adat Papua
obyek wisata yang menarik wisatawan.  Tidak heran jika rumah adat Papua kini dengan mudah bisa kita temui di daerah yang terdekat.  

Rumah Kaki Seribu Khas Papua Barat

Di dalam satu area anjungan provinsi, terdapat beberapa bangunan terpisah-pisah. Biasanya bangunan berbentuk rumah adat, lengkap dengan lumbung bahkan balai.
Namun, cobalah tengok ke area tepat di seberang anjungan Sulawesi Utara di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Ada satu deret yang berisikan berbagai rumah adat. Berbeda dengan anjungan lain, setiap rumah adat merepresentasikan satu provinsi.
Ya, bisa dibilang inilah area anjungan provinsi-provinsi terbaru Indonesia. Sayang, Kalimantan Utara yang baru saja resmi menjadi provinsi, belum memiliki anjungan di kawasan ini.
Jika dilihat dari depan, diurutkan dari kiri sampai kanan adalah anjungan Provinsi Papua Barat, Sulawesi Barat, Kepulauan Riau, Gorontalo, Maluku Utara, Banten, dan Kepulauan Bangka Belitung. Mari melongok ke salah satu anjungan baru tersebut.
Anjungan Papua Barat menempati bangunan permanen layaknya rumah modern yang menggunakan semen dan bata. Aksen ukiran khas suku-suku Papua Barat tampak di depan pintu masuk dengan warna-warni cerah. Ada taman kecil menambah asri bangunan.
Agak terkesan tak lazim karena umumnya rumah adat di Papua berbahan kayu. Sukirin, penjaga anjungan Papua Barat, menuturkan bahwa memang rumah adat dari suku-suku yang mendiami Papua Barat pun terbuat dari kayu.
"Ya, memang ini tidak mengikuti rumah adat di Papua Barat. Sengaja bangunan modern. Aslinya rumah adat dari kayu," tutur Sukirin.
Sukirin sendiri aslinya berasal dari Raja Ampat, sebuah kabupaten di Papua Barat. Ia lalu menunjukkan rumah adat khas Papua Barat. Sebuah maket rumah adat menunjukkan rumah panggung sederhana.
Uniknya tiang-tiang penyangga rumah berjumlah banyak. Berbeda dengan rumah panggung dari Sumatera atau Sulawesi yang hanya mengisi sisi-sisi terdepan. Tiang penyangga rumah adat dari Papua Barat tersebut seakan mengisi seluruh ruang di bawah rumah.
"Ini namanya Rumah Kaki Seribu karena tiang penyangganya banyak. Tidak sampai seribu, sih. Rumah adat ini dari Suku Arfak, suku terbesar di Papua Barat," jelas Sukirin.
rumah-papua-barat
Rumah kaki seribu, rumah adat di Papua Barat. (DIANA TRI)
Selain maket rumah adat, pengunjung juga bisa melihat aneka tumbuhan khas Papua Barat seperti kayu manis dan buah merah. Lalu ada sarang semut yang diolah untuk obat. Ada pula telur burung kasuari yang ukurannya sangat besar. Telur tersebut dipenuhi ukiran khas suku setempat.
Di dalam anjungan juga terdapat peta kawasan Papua Barat, termasuk brosur-brosur pariwisata. Seperti halnya sebagian besar anjungan-anjungan di TMII, anjungan Papua Barat ibarat peta wisata. Jika ada niat berkunjung ke Papua Barat, cobalah mampir dulu di anjungan Papua Barat TMII sebagai perkenalan pertama pada Papua Barat.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar