Senin, 17 Februari 2014

Akordeon adalah Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan

 

Satu lagi provinsi di Pulau Sumatera yang masyarakat di sana pada umumnya masih berdialek “O” adalah Provinsi Sumatera Selatan. Kota Palembang merupakan Ibu kota dari Provinsi Sumatera. Palembang terkenal akan makanan khasnya, yaitu pempek. Yang memiliki rasa yang begitu unik dan nikmat dengan siraman kuahnya yang manis pedas.

Di Sumatera Selatan mayoritas penduduknya terdiri dari beragam suku bangsa, diantara adalah :
1. Melayu
2. Kikim
3. Semenda
4. Komering
5. Pasemah
6. Lintang
7. Pegagah
8. Rawas
9. Sekak Rambang
10. Lembak, Kubu
11. Ogan
12. Penesek Gumay
13. Panukal
14. Bilida
15. Musi
16. Rejang
17. Ranau
alat musk tradisional sumatera selatan
Wah, cukup banyak bukan? Meskipun di Sumatera Selatan masyarakatnya berasal dari beragam suku bangsa, namun hal itu tidak menjadi penghalang akan terciptanya kehidupan yang rukun dan harmonis. Dan inilah yang menambah kekayaan Indonesia akan suku bangsa dan budayanya.
Bicara tentang kesenian dan kebudayaan di Sumatera Selatan sepertinya tidak begitu istimewa. Apalagi tentang alat musik tradisional sumatera selatan juga tidak istimewa karena di provinsi lain alat musik tradisional yang berasal dari sumatera selatan ini juga masih digunakan. Akordeon adalah satu-satunya alat musik tradisional Sumatera Selatan yang dikenal dan begitu populer hingga sekarang. Bahkan akordeon sering digunakan untuk mengiringi musik-musik bernuansa agamis dan juga musik-musik modern lainnya.

Sejarah Akordeon yang menjadi Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan

Sejarah Akordeon yang Asli
Menurut sejarah dunia, akordeon yang asli ternyata diciptakan pada tahun 1822 oleh seorang seniman berasal dari Berlin, Jerman, bernama Christian Fried. Lalu oleh Cyrill Demian pada tahun 1829 Akordeon tersebut baru dipatenkan. Lalu semakin lama semakin terkenal dan mulai dikenal di Inggris di tahun 1831.
Pada awalnya akordian memang sudah memiliki tuts piano namun masih sangat sederhana dan tradisional. Lalu, lama kelamaan setelah ditemukan pengembangan piano yang lebih modern akhirnya akordeon saat ini memiliki tuts yang sama dengan tuts piano pada umumnya. Selain itu juga akordeon saat ini memiliki ketahanan dan kualitas suara yang lebih baik.
Konstruksi Akordeon
Akordeon ini memiliki tiga komponen universal – tubuh, palet, dan bellow – dan banyak bagian lain yang variabel. Tubuh terdiri dari dua kotak kayu bersama oleh bellow. Dalam ini adalah ruang buluh yang menghasilkan suara.
Komponen yang ada dalam sebuah akordeon adalah bagian kotak kayu, bellow, dan palet. Di dalam kotak kayu itu ada sebuah rongga tempat dimana suara akordeon dihasilkan. Sedangkan palet yang berbentuk seperti katup yang mengontrol keluar masuknya udara ke dalam akordeon tersebut. Sedangkan bellow adalah komponen yang dominan yang menciptakan kevakuman dan tekanan udara yang digetarkan sehingga menghasilkan suara.
Jenis-jenis Akordeon
Ternyata akordeon itu ada 4 jenis. Mungkin dari kita masih jarang yang mengetahui bahwa ternyata akordeon tidak hanya ada dalam 1 jenis, yaitu akorden berwarna, akordeon concertinas, akordeon diatonis, dan akordion yang kita kenal yaitu akordeon piano.
Dan yang paling dikenal di seluruh dunia adalah akordeon diatonis yang biasa digunakan untuk mengiri tarian-tarian berkelompok di eropa. Akordeon diatonis ini menghasilkan suara paling besar dibanding dengan akordeon yangl ainnya.
Yang bentuknya sedikit lebih aneh adalah akordeon concertinas. Terdapat kisi-kisi udara berjumlah antara 4 – 12. Sedangkan akordeon berwarna adalah yang paling terkenal di Rusia. Dan satu lagi adalah akordeon piano yang sudah sering kita jumpai di masyarakat kita.

Akordeon Menjadi Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan

Jika kira urut dari sejarah, saya sendiri belum menemukan informasi yang jelas tentang bagaimana Akordeon yang aslinya itu bukan dari negara kita tapi bisa sampai ke negara kita. Yang jelas akordeon itu sendiri sangat populer di masyarakt kita. Apalagi sampai-sampai menjadi kekayaan budaya atau menjadi alat musik tradisional Sumatera Selatan khususnya. Mungkin para nenek moyang kita yang tahu permulaan dari semua kejadian itu. Adapun tugas kita sekarang adalah untuk melestarikannya.

 

0 komentar:

Posting Komentar